Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan oksida tertentu. Berdasarkan kandungan silikanya batuan beku dibagi menjadi empat, yaitu batuan beku asam, intermediet, basa dan ultrabasa. Adapun tahap penamaan batuan beku didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya. Hal yang pertama dilihat adalah warnanya. Apabila terang maka batuan tersebut termasuk kelompok batuan beku asam dan sebaliknya apabila batuan makin gelap kemungkinan termasuk kelompok batuan beku intermediet, basa sampai ultrabasa. Kemudian hal yang dilakukan lagi ialah melihat teksturnya antara lain yaitu derajat kristalisasi, granularitas dan hubungan antar butiranya serta tekstur khusus yang ada pada batuan tersebut. Keterangan tersebut dapat diperoleh dari melihat mineral yang terkandung. Mineral yang ada pada sebuah batuan yang didiskripsi dibuat persentasenya.
a) Batuan Beku Asam
Pada kelompok batuan basa asam yang dominan adalah kuarsa, plagioklas, orthoklas dan sedikit kehadiran hornblende dan biotit. Kandungan SiO2 lebih dari 66%. Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah dengan tatanan tektonik kratonik (benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa dan Amerika. Ia membeku pada suhu 650-800oC. Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku kaya kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid (foid) dan batuan beku miskin kuarsa maupun foid. Batuan beku kaya kuarsa berupa kuarzolit, granitoid, granit dan tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa syenit, monzonit, monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit. Jika dalam batuan beku tersebut telah mengandung kuarsa, maka tidak akan mengandung mineral foid, begitu pula sebaliknya.
Batuan beku intrusif yang bersifat felsik atau asam terbagi menjadi granit dan granodiorit, tergantung pada banyaknya kandungan potasium. Keduanya berwarna terang dan mengandung mineral kuarsa dan felspar berukuran kristal besar. Batuan beku ekstrusif yang memiliki komposisi kimia yang sama dengan granit adalah riolit, dan yang sama dengan granodiorit adalah dasit. Riolit dan dasit, keduanya berwarna terang dan mineralnya berukuran halus. Berikut adalah beberapa batuan yang bersifat asam :
Fanerik :
- granit (orthoklas >> plagioklas)
- granodiorit (plagioklas >> orthoklas)
- aplit (orthoklas >> plagioklas)
- granit pegmatite (orthoklas >> plagioklas)
Afanitik :
- rhyiolit (orthoklas >> plagioklas)
- dasit (plagioklas >> orthoklas)
b) Batuan Beku Intermediet
Pada kelompok batuan beku intermediet dicirikan oleh warna yang cerah tetapi tidak secerah batuan asam. Jumlah mineral felsik dan mafik pada batuan jenis ini hampir sama banyak. Kandungan komposisi mineral silikanya 52% – 66% dan mineral yang hadir adalah orthoklas, kuarsa dan plagioklas yang tidak melimpah seperti di batu asam kemudian terdapat sedikit mineral hornblende dan biotit. Beberapa contoh batuan beku intermediet adalah :
Fanerik :
- syenit (orthoklas >> plagioklas)
- diorit (plagioklas >> orthoklas)
Afanitik :
- trakhit (orthoklas >> plagioklas)
- andesit (plagioklas >> orthoklas)
c) Batuan Beku Basa
Batuan beku basa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung 45%-52% SiO2 dalam komposisinya. Kandungan mineral penyusunnya di dominasi oleh mineral-mineral gelap (mafic). Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik. Yang terbentuk secara plutonik umumnya adalah batuan dari kerak samudra yang terbentuk dari jalur tektonik divergen, sedangkan yang terbentuk secara vulkanik adalah dari gunung api atau intrusian yang ketebalan kerak buminya tidak terlalu tebal. Kehadiran mineral-mineralnya seperti Olivin, Piroksin, Hornblende, Biotit, Plagiolas dan sedikit Kuarsa. Warna pada batuan beku basa ini umumnyagelap karena kandungan mineralnya yang dominan gelap.Beberapa contoh batuan beku yang bersifat basa antara lain:
Fanerik : – gabro (tekstur masiv)
Afanitik : – basalt (berongga)
Tekstur khusus : – diabas
d) Batuan Beku Ultra Basa
Batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya dapat terbentuk secara plutonik, dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk(parent magma) yang berasal dari asthenosfer. Kehadiran mineralnya seperti olivin, piroksin, hornblende, biotit dan sedikit plagioklas. Pada batuan beku ultrabasa hampir tidak ditemukan mineral kuarsa. Batuan beku ultrabasa ini juga hanya bertekstur afanitik karena sifat tempat terbentuknya yang plutonik. Perbedaan mendasar batuan yang bersifat basa dan ultrabasa adalah jika batuan beku basa mengandung mineral plagioklas lebih dari 10% sedangkan batuan beku ultra basa kurang dari 10%. Makin tinggi kandungan piroksen dan olivin, makin rendah kandungan plagioklasnya dan makin ultra basa. Beberapa batuan yang termasuk ultrabasa adalah :
Fanerik :
o Piroksinit apabila melimpahnya mineral piroksin
o Hornblendit apabila melimpahnya mineral hornblende
o Peridotit apabila melimpahnya mineral olivine dan piroksin
o Dunit apabila melimpahnya mineral olivine
o Serpentinit apabila melimpahnya mineral hasil ubahan piroksin dan olivine
Kesimpulan
Batuan beku dapat diidentifikasi berdasarkan komposisi mineral dan sifat tekstur nya. Komposisi mineral batuan mencerminkan informasi tentang magma asal batuan tersebut dan posisi tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan mantel) tempat kejadian magma tersebut. Tekstur akan memberikan gambaran tentang sejarah atau proses pendinginan dari magma. Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-unsur
utama yaitu ; Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu ; Felspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika. Mineral-Mineral ini menempati lebih dari 95% volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang magma asal. Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan. Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium umumnya mempunyai warna yang gelap. Bagan yang ditunjukkan pada gambar 1 merupakan cara pengenalan secara umum yang didasarkan terutama pada
komposisi mineral.
Berdasarkan komposisi silikanya (SiO2), batuan beku dibagi menjadi empat yaitu batuan beku asam, intermediet, basa dan ultrabasa. Batuan beku asam mengandung SiO2 lebih dari 66% contohnya adalah Granit dan Rhyiolite, batuan beku intermediet memiliki SiO2 52-66% contohnya adalah andesit dan diorite, batuan beku basa memiliki kandungan SiO2 antara 45-52% contohnya adalah batuan basalt dan gabro, sedangkan batuan beku ultrabasa hanya mengandung SiO2 kurang dari 45% contohnya adalah batuan Peridotit.
Sumber : www.wikipedia.com
0 comments:
Post a Comment